naturalcottoncolor

Ketum IDI: Dokter tidak bisa hanya mengandalkan teknologi

Ketum IDI: Dokter tidak bisa hanya mengandalkan teknologi

Dalam era teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini, banyak profesi yang terdampak dengan perkembangan teknologi. Salah satunya adalah profesi dokter. Meskipun teknologi telah membantu dokter dalam melakukan diagnosa dan pengobatan, namun Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih, menegaskan bahwa dokter tidak bisa hanya mengandalkan teknologi dalam praktik kedokteran.

Menurut Daeng M. Faqih, teknologi hanya sebagai alat bantu bagi dokter dalam melakukan tugasnya. Namun, kemampuan dokter dalam mendiagnosa dan merawat pasien tidak bisa hanya bergantung pada teknologi semata. Dokter perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan empati yang baik dalam menangani pasien.

Selain itu, Daeng M. Faqih juga menyoroti pentingnya etika dan integritas dalam praktek kedokteran. Dokter harus selalu menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesi dan tidak boleh tergoda dengan keuntungan finansial semata. Seorang dokter harus selalu mengutamakan kesejahteraan dan keselamatan pasien di atas segalanya.

Dalam konteks pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia saat ini, peran dokter sangatlah penting. Dokter harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi pasien, tanpa terpengaruh oleh tekanan dan kelelahan yang dihadapi. Dokter juga harus mampu beradaptasi dengan situasi yang terus berubah dan tetap menjaga kesehatan dan kebugaran fisik dan mentalnya.

Oleh karena itu, Ketua IDI mengajak seluruh dokter untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai pelayan kesehatan. Dokter tidak boleh hanya mengandalkan teknologi, namun harus tetap memperhatikan aspek-aspek lain seperti pengetahuan, keterampilan, etika, dan integritas dalam praktek kedokteran. Semoga dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, dokter dapat terus memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat.