Stroke adalah kondisi yang sering terjadi dan dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Fase akut stroke adalah fase yang paling kritis dan membutuhkan perawatan segera. Selain perawatan medis yang standar, modalitas komplementer juga dapat diterapkan untuk membantu pemulihan pasien stroke.
Salah satu modalitas komplementer yang dapat diterapkan adalah terapi fisik. Terapi fisik dapat membantu memperbaiki kekuatan otot yang telah melemah akibat stroke, serta meningkatkan keseimbangan dan koordinasi gerakan. Terapi fisik juga dapat membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi seperti kekakuan otot dan pembekuan darah.
Selain terapi fisik, terapi okupasi juga dapat diterapkan pada pasien stroke. Terapi okupasi bertujuan untuk membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri, seperti mandi, berpakaian, dan makan. Terapi okupasi juga dapat membantu mengembalikan fungsi kognitif pasien, seperti kemampuan berpikir dan mengingat.
Selain terapi fisik dan okupasi, terapi wicara juga dapat diterapkan pada pasien stroke. Terapi wicara bertujuan untuk membantu pasien mengembalikan kemampuan berbicara dan menelan yang mungkin terganggu akibat stroke. Terapi wicara juga dapat membantu pasien berkomunikasi dengan lebih baik, baik secara verbal maupun non-verbal.
Modalitas komplementer seperti terapi fisik, okupasi, dan wicara dapat menjadi pilihan yang baik untuk membantu pemulihan pasien stroke selama fase akut. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan tim medis yang merawat pasien untuk mengetahui jenis modalitas komplementer yang paling sesuai dengan kondisi pasien. Dengan perawatan yang komprehensif dan holistik, diharapkan pasien stroke dapat pulih dengan lebih cepat dan optimal.